Seruan Aksi Damai Pemuda Lampung
ANDALASNET.COM
Bandar Lampung - 27 April 2025, Setelah insiden memalukan pada 24 April lalu, bara semangat itu tak padam. Justru membesar. Kali ini, suara rakyat tak sekadar berbisik di sela angin, tetapi bersiap menggema di depan Kantor Walikota.
Adalah Indra Segala Galo, aktivis pemuda Lampung yang kini menjadi ujung tombak perjuangan warga terdampak banjir. Dengan lantang ia menyerukan Aksi Damai yang akan digelar Senin, 28 April 2025, pukul 10.00 WIB di halaman Kantor Walikota Bandar Lampung.
Dalam keterangannya, Indra tak hanya mengutuk keras tindakan represif aparat Satpol PP, tetapi juga menyentil nurani pemimpin daerah yang dinilai abai terhadap janji-janjinya.
> “Buta karena melihat tapi seakan tidak ada apa-apa, Tuli karena membiarkan keluhan tanpa ada solusi, Bisu saat rakyat datang, malah memilih bungkam,”
seru Indra, menggugah.
Indra tak menutup mata terhadap insiden beberapa hari lalu, di mana aparat Satpol PP yang digaji dari uang rakyat dengan semena-mena memiting para pemuda yang hendak menyampaikan aspirasi.
Sebuah potret buram demokrasi lokal yang kini mengundang keprihatinan luas.
> “Petugas Satpol PP itu digaji rakyat. Kalau anti kritik dan membungkam suara rakyat dengan cara kekerasan, di mana letak kehormatan sebagai pelindung masyarakat?”
tambah Indra dengan nada tegas.
Lebih jauh, Indra mengingatkan bahwa tragedi banjir bukan sekadar soal genangan air. Ini adalah luka. Luka yang menghilangkan harta benda, bahkan nyawa.
> “Ibu Walikota Eva Dwiana, masihkah ingat janji kampanye lima tahun lalu? Sungai-sungai akan diperdalam, talut diperbesar, banjir ditanggulangi!
Kini, lima tahun berlalu - apa hasilnya?
Justru banjir makin parah!”
ungkap Indra dengan getir.
Tak Hanya Kota, Provinsi Juga Dipertanyakan
Indra juga mengkritisi lemahnya pengelolaan lingkungan di tingkat provinsi. Menyebut hancurnya gunung-gunung karena penambangan liar di bawah pemerintahan sebelumnya.
Menurutnya, Gubernur terpilih, Rahmat Mirzani Djausal, kini menanggung beban besar:
> “Lebih baik membangun rumah baru daripada memperbaiki rumah yang sudah rusak. Gubernur baru harus berani merombak struktur lama, terutama di Dinas Lingkungan Hidup.
Pecah-pecah OPD-nya, agar akar masalah tak tumbuh jadi bencana baru,”
tutur Indra penuh harap.
Demokrasi Bukan Untuk Dikebiri
Dalam akhir pernyataannya, Indra mengajak seluruh elemen masyarakat untuk tetap berani menyuarakan kebenaran.
> "Wahai pemerintah, jangan kalian kebiri hak demokrasi di negeri Pertiwi ini!
Negara kita berdaulat. Negara kita punya hak berekspresi.
Negara kita punya hak berpendapat,"
seru Indra, yang akrab disapa Bang Indra, membakar semangat kaum muda.
Aksi damai ini bukan sekadar unjuk rasa. Ini adalah suara perlawanan terhadap abainya penguasa.
Ini adalah seruan bahwa demokrasi di negeri ini masih hidup dan akan terus hidup selama rakyatnya tak takut untuk bersuara.
Bandar Lampung menanti. Apakah pemerintah akan tetap membungkam, atau mulai belajar mendengar?
(Gandi)