Transformasi Pertanian di Era Digital

Transformasi Pertanian di Era Digital
Teknologi

18 Juni 2025 |

Pertanian Digital: Masa Depan yang Menjanjikan untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan 

 ANDALASNET.COM 

Pertanian merupakan salah satu sektor penting di Indonesia yang harus di jaga dan di kelola dengan baik. Pasalnya pertanian adalah sektor yang mengakomodir kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Saat ini di era digital transformasi pertanian menjadi topik menarik untuk diperbincangkan, mengingat perannya yang penting dalam penyediaan bahan pangan dan kontribusinya terhadap perekonomian di Indonesia. 

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, sektor pertanian menyerap lebih dari 29% tenaga kerja nasional, dan menyumbang 12,4% Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Namun, produktivitas pertanian nasional masih kurang optimal, terutama bagi petani kecil. 

Hal ini perlu menjadi perhatian pemerintah untuk meningatasi masalah tersebut.
Dengan semakin meningkatnya populasi masyarakat dan kebutuhan akan bahan pangan juga menjadi bertambah, saat ini sektor pertanian sedang dihadapkan dengan tantangan yang besar untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Dengan bantuan teknologi diharapkan bisa menjadi solusi yang inovatif sehingga dapat merubah cara petani dalam bekerja dan berinteraksi dengan pasar. Sehingga penting bagi kita khususnya petani untuk memahami bagaimana teknologi digital dapat mengubah praktik pertanian, tantangan yang dihadapi, serta dampaknya terhadap petani dan bagi masyarakat. 

Salah satu teknologi yang saat ini paling berdampak dalam pertanian adalah penggunaan Internet of Things (IoT) dalam kegiatan pertanian. Dengan menggunakan IoT memungkinkan bagi petani untuk memantau dan mengelola lahannya secara efektif dan efisien. Tidak hanya itu petani juga bisa memantau kondisi lahan secara real time melalui sensor yang terhubung dengan internet dan bisa di kendalikan dari jarak jauh menggunakan ponsel. 

Di Kecamatan Ragunan, Jakarta Selatan, terdapat Smart Green House (SGH) yang di dalamnya terdapat sensor kelembaban tanah yang bisa mengirimkan data ke ponsel petani. Dengan informasi yang di dapat, petani dapat menentukan kapan saat yang tepat untuk melakukan penyiraman, sehingga dapat menghemat konsumsi air dan dapat meningkatkan hasil panen. 

Menurut catatan dinas terkait, penggunaan IoT yang terdapat pada SGH di Ragunan dapat meningkatkan efisiensi penggunaan air sebanyak 20% dan dapat mengurangi resiko gagal panen sebanyak 10%.
Penggunaan drone dalam aktivitas pertanian juga menjadi salah satu faktor transformasi pertanian digital. Drone dilengkapi dengan kamera dan sensor yang dapat mengambil gambar dan memantau kondisi lahan dari udara secara jelas. 

Drone dapat digunakan untuk memetakan lahan, memantau kesehatan tanaman, dan juga bisa digunakan untuk menyemprotkan pestisida. Ada beberapa lahan pertanian di Provinsi Jawa Barat, yang para petaninya melakukan kemitraan dengan lembaga penyedia jasa drone untuk mengelola lahan pertaniannya. Hal ini dinilai lebih efektif dan efisien jika dibandingkan dengan cara yang konvensional, karena hal ini bisa di lakukan sendiri tanpa bantuan orang lain. 

Dengan bantuan drone petani bisa mendapatkan informasi visual yang dapat membantu dalam proses menentukan langkah apa yang harus diambil untuk menangani masalah yang dihadapi.
Selain itu, aplikasi mobile yang berbasis pertanian juga mulai digunakan oleh petani. 

Di Indonesia, aplikasi mobile berbasis pertanian seperti aplikasi TaniHub juga memungkinkan petani untuk menjual produk hasil pertaniannya secara langsung kepada konsumen. Dengan menghilangkan perantara, petani dapat memperoleh harga yang lebih baik untuk produk yang dijual. Hal ini juga bagus bagi konsumen karena bisa mengakses secara langsung produk yang ingin dibelinya dengan petani. 

Menurut laporan aplikasi TaniHub pada tahun 2022, 75% pengguna aplikasinya mengalami peningkatan pendapatan karena mendapatkan efisiensi distribusi hasil panen. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan teknologi digital dapat membantu menyejahterakan petani. 

Namun dibalik dampak positif dari transformasi pertanian, ada juga tantangan yang dihadapi untuk menuju ke transformasi pertanian digital. Di banyak daerah, terutama di pedesaan, akses terhadap internet dan teknologi moderen masih tergolong terbatas. Hal ini dapat menjadi penghalang bagi petani untuk bisa memanfaatkan inovasi digital di bidang pertanian. Sebagai contoh, di daerah terpencil di Indonesia, jaringan internet masih tidak stabil yang membuat penggunaan aplikasi berbasis internet menjadi sulit untuk dilakukan. 

Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk meningkatkan infrastruktur digital di daerah terpencil agar semua petani dapat merasakan manfaat dari teknologi berbasis internet. Selain itu, petani di Indonesia sering kali kurang memiliki keterampilan dalam mengoprasikan hal-hal baru terutama yang berbasis internet. Pelatihan dan pendidikan menjadi kunci untuk meningkatkan kemampuan petani. Program pelatihan yang efektif harus diperkenalkan untuk memastikan bahwa petani dapat memanfaatkan teknologi dengan maksimal. 

Biaya yang diperlukan untuk menggunakan teknologi baru juga bisa tinggi, dan petani sering kali kesulitan dalam mendapatkan modal untuk investasi ini. Dukungan finansial dari pemerintah dan lembaga swasta sangat diperlukan untuk membantu petani melakukan transisi ke pertanian yang berbasis digital. Ada beberapa program kredit mikro yang ditawarkan oleh beberapa bank sehingga dapat membantu petani memperoleh teknologi yang mereka butuhkan. Selain itu, transformasi digital di pertanian juga berdampak pada struktur sosial masyarakat setempat. 

Masyarakat desa yang sebelumnya terisolasi kini semakin terhubung dengan dunia luar. Kontak dengan budaya dan hal baru dapat memperkaya pengetahuan dan keterampilan petani. Hal ini dapat berpotensi menyebabkan hilangnya tradisi dan nilai-nilai lokal yang selama ini menjadi bagian penting dari identitas masyarakat pedesaan. Dengan adanya teknologi, hubungan sosial antar petani juga mengalami perubahan. 

Komunikasi yang lebih mudah melalui media sosial dan aplikasi pertanian memungkinkan petani untuk membagikan informasi dan pengalaman di dalamnya. Ini dapat meningkatkan solidaritas antar petani, tetapi juga bisa menciptakan kesenjangan sosial jika akses terhadap teknologi tidak merata.
Meskipun banyak keuntungan yang ditawarkan oleh transformasi pertanian digital, penting untuk diingat bahwa teknologi bukanlah satu-satunya solusi. Diperlukan pendekatan yang holistik, termasuk pelatihan dan dukungan bagi petani, serta kebijakan yang mendukung akses terhadap teknologi di beberapa daerah yang dianggap memiliki potensi yang besar. Selain itu, pelestarian nilai-nilai lokal dan tradisi harus menjadi perhatian utama dalam proses moderenisasi ini. 

Mengintegrasikan teknologi dengan praktik pertanian tradisional dapat menciptakan sinergi yang memanfaatkan kekuatan satu sama lain, sehingga tak hanya menguntungkan secara ekonomi, juga dapat memperkuat hubungan sosial antar petani. Dengan cara ini, kita dapat memastikan bahwa transformasi pertanian tak hanya berfokus pada peningkatan hasil, tetapi juga pada keberlanjutan sosial dan budaya di daerah setempat.

Secara keseluruhan, transformasi pertanian di era digital adalah langkah yang positif untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan sektor pertanian. Namun, penting untuk diingat bahwa tantangan yang ada harus ditangani dengan bijak. Untuk memastikan bahwa semua petani dapat memanfaatkan teknologi baru ini. Investasi dalam infrastruktur digital, pelatihan, dan pendidikan bagi petani sangat penting untuk meningkatkan kapasitas diri mereka. 

Dengan mengadopsi teknologi dan praktik pertanian yang efisien, kita tidak hanya dapat meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan pertanian, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan di Indonesia.
Masa depan pertanian digital tidak hanya menjanjikan peningkatan efisiensi dan hasil, tetapi juga mendorong keberlanjutan dan ketahanan pangan yang sangat dibutuhkan di seluruh dunia. 

Oleh karena itu, mari kita dukung dan berkontribusi dalam perubahan positif ini untuk masa depan pertanian yang lebih baik, di mana teknologi moderen dan tradisi lokal dapat berjalan beriringan demi kesejahteraan masyarakat. Dengan kolaborasi antara pemerintah, lembaga swasta, dan petani, kita dapat menciptakan ekosistem pertanian yang lebih inklusif dan berkelanjutan di era digital ini. 

Artikel
Penulis : M. Wildan Saputro
Mahasiswa Agribisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Jumlah views : 404
Andalas

Get In Touch

Jln. Lintas Panaragan Jaya No 665 Tulang Bawang Barat Lampung Pos : 34593

085266406365

pt.andalasmediagroup@gmail.com

© Andalas. All Rights Reserved.